GpOpBUdpGSz7TfA0TSG7TpAlTi==

Headline:

Obituari, Kenangan Menggerakkan Literasi Bersama Ustaz Achmad Bashori

Flyer ungkapan duka cita dari SD Islam Integral Luqman Al-Hakim Purwodadi yang dikirim lewat pesan WA oleh Pak Surur kepada saya.

Kamis (20/2/2025) pukul 12.47, sebuah pesan WA masuk ke ponsel saya. Dari Ustaz Miftahus Surur, Kepala SD Islam Integral Luqman Al-Hakim Purwodadi. Menyampaikan kabar duka wafatnya Ustaz Achmad Bashori. Saya kaget tidak kaget, karena sudah tahu Pak Bash—begitu saya akrab menyapanya—sejak lama sakit.  

Pertemuan terakhir saya dengan Pak Bash saat saya berkunjung ke SMP Islam Integral Luqman Al-Hakim Purwodadi dalam rangka koordinasi penerbitan buku muatan lokal Pendidikan Adab oleh Depdik Hidayatullah Jawa Tengah pada awal tahun 2022.

Diantar Ustaz Suharto, Kepala SMP Islam Integral Purwodadi, saya bersilaturahmi di kediaman Pak Bash di daerah Danyang, Purwodadi. Saya ditemui langsung Pak Bash yang jalannya sudah susah dan ngomongnya sangat pelan. Tidak seenergik saat sehat dulu.

Wafatnya Pak Bash tentu mengguratkan duka yang mendalam di hati saya. Pak Bash adalah sahabat dan salah satu partner terbaik saya dalam menggerakkan literasi di Kabupaten Grobogan. Banyak kenangan tertoreh bersamanya.

Saya tak ingat pasti kapan saya mengenalnya. Jauh sebelum saya mengenal Pak Bash, saya sudah terlebih dulu mengenal allahu yarham Ustaz Tsaqif, Ketua Yayasan Amanah Purwodadi—yang menaungi SD Islam Integral Luqman Al-Hakim Purwodadi—yang kemudian Pak Bash menjadi nahkoda di sekolah ini.

Diundang Bedah Buku

Saya mulai mengenal Pak Bash, seingat saya, sekitar tahun 2009 atau 2010, saat Pak Bash bekerja sama dengan sebuah EO dari Jogjakarta menggelar even Islamic Book Fair di Gedung Wisuda Budaya Purwodadi. Ketika itu saya diminta Pak Bash mengisi salah satu acara untuk menyemarakkan pameran buku tersebut.

Saya bersama Pak Bash (paling kiri) dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Pak Amin Hidayat, membincang gerakan literasi sebelum saya mengisi Workshop Gerakan Literasi Sekolah di Hotel Grand Master Purwodadi. (Dok. Badiatul Muchlisin Asti)
Saya masih ingat, ketika itu saya diminta mengisi acara bedah buku di panggung utama pameran. Buku yang dibedah adalah salah satu buku saya yang berjudul “Saat Kuncup Cinta Mekar di Hati: Panduan Islami untuk Remaja Agar Cintanya Tak Berbuah Petaka”. Pesertanya remaja dan pelajar SMA.

Setelah itu, saya makin akrab dengan Pak Bash, terutama setelah ia mendirikan dan menahkodai FOSSIG (Forum Silaturahmi Sekolah Islam Grobogan) yang beranggotakan sekolah-sekolah Islam di Purwodadi dan sekitarnya. Oleh Pak Bash, saya banyak dilibatkan di kegiatan FOSSIG, terutama yang terkait dengan even kepenulisan.

Saya saat menyampaikan materi teknis menulis artikel opini dalam Workshop Gerakan Literasi Sekolah yang diadakan FOSSIG x Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan di Hotel Grand Master Purwodadi. (Dok. Badiatul Muchlisin Asti)
Seingat saya, di antaranya, saya pernah diminta mengisi pelatihan menulis berita kegiatan sekolah yang diadakan FOSSIG di SDIT Islamic Center Purwodadi. Hari dan tanggalnya saya lupa. 

Terakhir, yang saya ingat persis, saya diminta menjadi salah satu narasumber acara Workshop Gerakan Literasi Sekolah yang diadakah FOSSIG bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan selama tiga hari, 23-25 Februari 2018 di Hotel Grand Master Purwodadi.    

Di worksop itu, saya didaulat mengisi materi teknis menulis artikel opini. Narasumber lainnya adalah Pak Satria Dharma dari Surabaya, Bunda Dewi Utama Faizah dari Satgas GLS Kemdikbud RI, Bunda Dharma Sastra dari Tarakan (Kaltara), dan Ibu Ameliasari T Kesuma dari Salatiga. Juga hadir Pak Handoko Widagdo, penggiat literasi kelahiran Kradenan yang sekarang tinggal di Solo.

Kaver buku Gempita Gerakan Literasi Sekolah di Kabupaten Grobogan, output dari Workshop Gerakan Literasi Sekolah yang diadakan di Hotel Grand Master Purwodadi.
Output dari workshop itu adalah sebuah buku yang penyuntingan dan penerbitannya diserahkan sepenuhnya kepada saya. Isi bukunya merupakan kumpulan gagasan dan rencana aksi literasi yang ditulis oleh para peserta workshop.

Akhirnya, terbitlah buku yang saya beri judul “Gempita Gerakan Literasi Sekolah di Kabupaten Grobogan: Kumpulan Gagasan, Harapan, Rencana, dan Aksi” yang diterbitkan Hanum Publisher dan diberi kata pengantar Bupati Grobogan Hj. Sri Sumarni, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan Pak Amin Hidayat, dan Pak Bash sendiri sebagai Ketua FOSSIG.  

Kerja Sama Penerbitan Buku

Tak hanya melalui FOSSIG, Pak Bash juga mengajak saya bekerja sama, terutama dalam bidang penerbitan buku untuk kepentingan gerakan literasi di lembaga pendidikan yang dikepalainya. 

Sejumlah naskah karya para murid SD Integral Luqmanul Hakim Purwodadi saya sunting dan terbitkan. Di antaranya buku berjudul “Sekolahku Surgaku: Antologi Siswa Kelas III SD Islam Integral Luqman AL-Hakim Purwodadi” terbit Maret 2019. Buku ini berisi kisah dan pengalaman menyenangkan di sekolah yang ditulis dengan pendekatan flash true story (FTS).

Kaver buku Sekolahku Surgaku, kumpulan kisah dan pengalaman menyenangkan di sekolah karya murid Kelas III SD Islam Integral Luqman Al-Hakim Purwodadi.
Lalu buku kumpulan Enniki (gambar bercerita) berjudul “Binatang Kesayangan: Karya Kelas I SD Islam Integral Luqman Al-Hakim Purwodadi” dan “Dahsyatnya Bencana Alam: Karya Kelas II SD Islam Integral Luqman Al-Hakim Purwodadi” yang juga terbit Maret 2019.

Masih di tahun 2019, di bulan Juni, saya melalui Hanum Publisher juga menyunting dan menerbitkan buku berjudul “Goresan Pena Santri: Antologi Pantun, Puisi, dan Cerpen Karya Siswa-siswi Sekolah Hidayatullah se-Jawa Tengah”.

Lalu pada tahun 2020, di tengah masa pandemi COVID-19, saya menyunting dan menerbitkan buku berjudul ”Merancang Strategi Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19: Esai dan Opini Pilihan Guru Hidayatullah se-Jawa Tengah” dan “Cerita Corona: Antologi Pantun, Puisi, dan Cerpen Karya Siswa-siswi Sekolah Hidayatullah se-Jawa Tengah”.

Kaver buku Cerita Corona yang berisi kumpulan pantun, puisi, dan cerpen para murid Sekolah Hidayatullah se-Jawa Tengah.
Setelahnya, seingat saya, kerja sama itu berhenti karena saya mendapat kabar Pak Bash jatuh sakit. Tapi menjelang akhir tahun 2021, saya kembali dihubungi Hidayatullah melalui Ustaz Suharto (Hidayatullah Purwodadi) dan Ustaz Imam Suja’i (Hidayatullah Banjarnegara) atas nama Depdik Jawa Tengah untuk bekerja sama penerbitan buku panduan muatan lokal Pendidikan Adab.

Buku Pendidikan Adab itu ditulis oleh para guru Hidayatullah yang ditunjuk, kemudian naskahnya diserahkan kepada saya untuk saya sunting dan terbitkan. Akhirnya, terbitlah 12 jilid buku muatan lokal Pendidikan Adab yang diperuntukkan bagi murid SD/MI, SMP/MTs, dan MA/SMA/SMK Hidayatullah se-Jawa Tengah.

Bersama Menghadiri Festival Literasi Sekolah di Jakarta

Di antara kenangan dengan Pak Bash lainnya yang saya ingat adalah saat saya diminta untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara Talkshow Literasi yang diadakan Sekolah Islam Integral Purwodadi yang digelar di Gedung Wisuda Budaya Purwodadi, pada Sabtu (15/2/2020).

Saya (pegang mic) saat menjadi narasumber Talkshow Literasi yang diadakan oleh Sekolah Islam Integral Purwodadi di Gedung Wisuda Budaya pada Sabtu, (15/2/2020). (Foto: Dok. Badiatul Muchlisin Asti)
Pembicara lainnya ketika itu adalah Pak Nuradi Indra Wijaya—pengelola TBM Mata Aksara Jogjakarta yang saat ini menjabat Sekretaris Jendral PP Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB), dan Bunda Dharmawati (Dharma Sastra), penggiat literasi dari Tarakan, Kalimantan Utara. Talkshow dimoderatori Pak Yunus Suryawan, penggiat literasi yang saat ini menjabat Camat Penawangan.

Di antara bejibun kenangan lain, kenangan yang paling berkesan adalah saat saya dan Pak Bash bersama-sama menghadiri Festival Literasi Sekolah (FLS) 2018 di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, pada Minggu (28/10/2018). Kami memang tidak berangkat bersama-sama dari Purwodadi, tapi kami janjian bertemu di Kemdikbud, tempat festival dihelat.

Di festival itu kami berjumpa dengan banyak pelaku dan penggiat literasi dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk bertemu dengan Kang Maman, penggiat literasi nasional yang saat ini baru saja merilis buku terbarunya berjudul “…Dan Janda Itu Ibuku”.

Saya dan Pak Bash (dua dari kanan) berfoto dengan Tim Satgas GLS Kalimantan Utara di stan Festival Literasi Sekolah 2018 yang digelar di Kemendikbud RI. (Dok. Badiatul Muchlisin Asti, jepretan Nadia Syifa)


Saya dan Pak Bash (paling kiri) berfoto dengan Bunda Dewi Utama Faizah (Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemdikbud RI) dan penulis cilik Abinaya Ghina Jamela di tengah acara Festival GLS 2018 di Kemdibud RI. (Dok. Badiatul Muchlisin Asti, jepretan Nadia Syifa)
Juga kami bertemu dengan Abinaya Ghina Jamela, penulis cilik yang ketika itu baru Kelas 3 di sebuah SD di Jogja, yang berkat buku karyanya berjudul "Resep Membuat Jagat Raya: Sehimpun Puisi" (2017), telah mengantar Naya memperoleh sejumlah penghargaan, antara lain Tanah Ombak Award; Penulis Buku Puisi Terfavorit 2017 versi Goodreads Indonesia; Longlits Kusala Khatulistiwa 2017; dan perwakilan Jogjakarta untuk pemilihan Kehati Award kategori Tunas Kehati 2018.

Di Festival Literasi Sekolah 2018 di Kemendibud itu, Naya memperkenalkan buku terbarunya yang terbit Oktober 2018 berjudul "Aku Radio Bagi Mamaku". Saat sedang membubuhkan tanda tangan di bukunya untuk saya, saya iseng bertanya kepada Naya, kenapa sih kamu itu radio bagi mamamu? Jawabnya, "Karena aku cerewet" hahaha...

Setelah berpisah dengan Pak Bash, saya dan Nadia Syifa sempat mampir menikmati nasi gultik alias Nasi Gule Tikungan di pengkolan Blok M, Jakarta Selatan. (Badiatul Muchlisin Asti)
Kami, saya dan Pak Bash, hanya menghadiri Festival Literasi Sekolah 2018 itu sehari saja dari acara yang seharusnya berlangsung tiga hari. Sore hari, saya dan Pak Bash berpisah. Pak Bash masih punya agenda sendiri, sedang saya mau langsung pulang.  

Sebelum pulang, saya yang ketika itu ditemani Nadia Syifa—keponakan yang kuliah di Fisipol UI—mampir makan dulu menikmati Gultik alias Nasi Gule Tikungan di Blok M. Selanjutnya, Nadia pulang ke kostnya naik Gocar, sedang saya juga naik Gocar bergegas menuju stasiun untuk menuju pulang naik kereta api.

Kini, Pak Bash, sahabat dan partner penggerak literasi, yang darinya api gerakan literasi sekolah di Grobogan pernah berpijar cukup terang, telah dipanggil pulang oleh Rabb yang dicintainya. Selamat jalan sahabat, kenangan yang tertoreh bersamamu akan selalu saya kenang. Semoga Allah mengampuni dan menyayangimu.

اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Aamiin ya Allah.
Daftar Isi

 


 


Formulir
Tautan berhasil disalin