![]() |
Sarasehan dan Temu Penulis FSPG dengan tema membangkitkan spirit menulis di kalangan generasi muda di aula Kwarcab Grobogan, pada Minggu (30/5/2010). (Badiatul M. Asti) |
Menginisiasi Berdirinya FSPG
Setelah menikah dan merambah ke dunia buku, saya merasa
seperti berjalan di lorong sunyi. Tak punya teman yang seirama di jalur buku
dan menulis. Dengan berbagai cara, saya mencari para penulis dan peminat dunia
menulis, di Grobogan.
Bila kita punya kehendak, Tuhan akan membukakan jalan. Tepat
pada hari Selasa, 24 Mei 2005, lewat pertemuan santai dan bersahaja, saya
bersama sejumlah penulis muda (sekarang sudah pada tua haha…), membidani
lahirnya sebuah komunitas penulis.
Kami menyepakati nama komunitas itu Forum Silaturahmi Penulis
Grobogan (FSPG). Sejak saat itu, kami menjadikan FSPG sebagai gerbong kami
berjejaring dan meningkatkan produktivitas berkarya.
Karena itu, selepas berdiri, kami tidak langsung muncul
secara terbuka ke publik. Kami merapatkan dan merapikan barisan kami sebagai
sebuah organisasi penulis. Saling menguatkan dan mendorong produktivitas
berkarya.
Geliat Pascadeklarasi
Setelah siap, pada Minggu, 15 Januari 2006, FSPG kami
deklarasikan dengan mengundang OPD terkait dan perwakilan masyarakat umum,
terutama guru bahasa Indonesia dan perwakilan OSIS SMA/MA/SMK se-Kecamatan
Purwodadi—dalam kota.
![]() |
Guntingan dari majalah Gema Bersemi terbitan Humas Setda Grobogan yang meliput deklarasi FSPG di Gedung Riptaloka Setda Grobogan. (Badiatul M. Asti |
Pascadeklarasi, kami sangat aktif menggelar kegiatan
kepenulisan dalam bentuk pelatihan jurnalistik, bimbingan menulis, klinik
menulis buku, diklat karya ilmiah, artikel, dan sebagainya. Pembicaranya dari
internal FSPG maupun mengundang narasumber dari luar.
Kami benar-benar ingin menulis menjadi tradisi intelektual
bagi sebanyak-banyaknya masyarakat Grobogan. Meski, pada akhirnya kami
realistis, tak semua orang harus jadi penulis.
Jumlah peserta pelatihan boleh membludak, bahkan pernah
mencapai rekor 450 peserta dalam pelatihan sehari, tapi pada akhirnya hanya
sedikit yang benar-benar merapat kepada kami dan menjadi bagian dari kami
sebagai seorang penulis.
![]() |
Diklat penulisan sehari yang diadakan FSPG di Gedung Riptaloka Setda Grobogan pada Minggu (27/1/2008) memecahkan rekor diikuti tidak kurang 450 peserta. (Badiatul M. Asti) |
Semakin banyak mereka yang terpapar spirit literasi, semakin
baik pengaruhnya bagi peradaban sebuah masyarakat. Tak menjadi penulis, tapi
punya tradisi membaca, termasuk bagian signifikan dari sekian harapan sebuah
gerakan literasi. Dari situlah konstruksi peradaban dibangun.
Konsolidasi Produktivitas Berkarya
Pada kurun lima tahun pertama FSPG berkiprah, fokus utama
FSPG adalah mengonsolidasi produktivitas berkarya para pengurus dan anggota.
Dan itu, menurut saya, secara relatif cukup terbukti dan berhasil dengan
bejibunnya karya anggota FSPG berupa artikel, cerpen, dan puisi, yang menghiasi
sejumlah media massa cetak seperti Suara Merdeka, Yunior, Tren, Rindang,
Wawasan, Solopos, Ummi, Sabili, Annida, Suara Hidayatullah, dan lain
sebagainya.
![]() |
Koran sore Wawasan, edisi Senin Wage, 16 Juli 2007. |
![]() |
Koran sore Wawasan, edisi Selasa Kliwon, 30 Oktober 2007. |
Dalam kurun waktu tiga bulan, Tim FSPG yang terdiri dari 10
penulis, berhasil menyelesaikan 30 judul buku. Meski sibuk mengonsolidasi produktivitas karya anggota, namun FSPG juga
giat dalam melakukan syiar literasi. Banyak pelatihan dan workshop kepenulisan
yang diadakan untuk umum, termasuk menyasar ke segmen remaja.
![]() |
Jawa Pos Radar Kudus, edisi Selasa, 15 Juni 2010. |
Gelombang Baru FSPG
Tahun 2011, FSPG sempat vakum. Penggiatnya banyak yang
hijrah ke kota lain. FSPG dapat aktif kembali setelah muncul wajah-wajah baru.
Tren dan gaya programnya juga berbeda dengan sebelumnya.
Apalagi para periode ini, terjadi gelombang gulung tikarnya
banyak media massa cetak. Era senjakala koran tiba, bersulih ke media daring.
Era buku juga berubah dengan meluapnya penerbit-penerbit independen. Program-program
FSPG pun menyesuaikan kondisi yang ada.
Pada periode ini, FSPG sempat digandeng Balai Bahasa Jawa
Tengah (BBJT) menggelar even lokakarya penulisan esai dan cerpen. Kerja sama
dua kali. Pertama; lokakarya penulisan esai dan cerpen sehari di Hotel Front
One Purwodadi pada Sabtu, 27 April 2019.
Lokakarya diikuti 100 peserta yang dibagi dua kelas, masing-masing 50 peserta per kelas, dengan narasumber kelas esai saya sendiri, adapun kelas cerpen dipandu Sam Edy Yuswanto, cerpenis asal Kebumen.
Dari lokakarya ini terbit dari kelas esai yang saya ampu,
sebuah buku berjudul “Guru Era Milenial; Esai-esai Tentang Pendidikan,
Literasi, dan Lainnya” yang diterbitkan oleh CV. Hanum Publisher. Sedang
kelas cerpen tidak menerbitkan buku.
Kedua; pelatihan
menulis esai dan cerpen bermuatan lokal di Hotel Kyriad Grand Master
Purwodadi. Pelatihan diikuti 40 penggiat
literasi di Kabupaten Grobogan yang sesuai jadwal berlangsung lima kali
pertemuan, yaitu tanggal 12, 13, 21, 28 Maret dan 4 April 2020.
Hanya saja, baru berlangsung dua kali pertemuan, pageblug Covid-19 melanda, sehingga tiga pertemuan lainnya berlangsung secara daring. Dari jumlah peserta 40 orang, dibagi dua kelas, yaitu kelas esai yang saya pandu, sedang kelas cerpen dipandu Adi Zamzam, cerpenis dari Jepara.
Dari
pelatihan ini, terbit dua buku berjudul “Di Sepanjang Stasiun Ngrombo: Antologi
Cerita Pendek Bermuatan Lokal Peserta Pelatihan Menulis untuk Pegiat Komunitas
Kabupaten Grobogan” dan “Romansa Toko Kelontong, Cina, dan Wong Ndesa:
Antologi Esai Karya Peserta Pelatihan Menulis untuk Pegiat Komunitas Kabupaten
Grobogan”. Keduanya diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah.
Dan di tengah kami menggeliatkan denyut literasi, sepanjang lima tahun terakhir, FSPG beberapa kali diselimuti duka dengan meninggalnya empat kolega kami yang selama ini membersamai perjalanan FSPG.
Empat penggiat FSPG yang meninggal dunia adalah M. Purwadi Joko Widodo (Dewan Penasehat), meninggal pada 21 November 2020. Seminggu kemudian disusul Tulus Kurniawati (Divisi Karya Nonfiksi), meninggal pada 28 November 2020.
Setelahnya, Yulianto alias Kak Yuli (Divisi Literasi dan
Minat Baca) yang meninggal pada 19 September 2024 dan Heru Hardono alias Mbah
Bedjo (Dewan Penasehat) yang meninggal belum lama ini pada 30 April 2025.
Reorganisasi dan Wajah-wajah Baru
Waktu terasa
bergulir begitu cepat. Sabtu, 24 Mei 2025, FSPG merayakan miladnya yang ke-20.
Masa yang panjang, meski rasanya baru secuil bakti yang kami beri.
Sebelum
milad ke-20 jatuh, Minggu, 18 Mei 2025, kami berkumpul di RM. Joglo Apung
Tawangharjo membahas konsolidasi dan reorganisasi FSPG. Agar organisasi
literasi ini kembali berenergi memijarkan api literasi.
![]() |
Pertemuan FSPG dalam rangka konsolidasi dan reorganisasi yang berlangsung santai di RM. Joglo Apung Tawangharjo pada Minggu (18/5/2025). (Istimewa) |
Fajrin Dwi Artika adalah seorang guru yang produktif
menulis, terutama dalam bahasa Jawa dan dimuat di sejumlah media cetak seperti
majalah Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Bu Fajrin, demikian saya biasa menyapanya,
juga alumnus pelatihan penulisan esai yang diadakan FSPG bekerja sama dengan
Balai Bahasa Jawa Tengah tahun 2020 lalu.
Jamilatul Istiqomah adalah alumnus kelas menulis artikel
yang diadakan FSPG pada tahun 2023. Jamila, demikian dia biasa disapa, adalah
salah satu peserta yang tulisannya tembus di Ayobandung.com dan meraih posisi
tulisan terpopuler pertama atau paling banyak dibaca oleh warganet di media
tersebut.
Muhammad Adib adalah guru MI yang pernah menjabat Ketua
Jaringan Pena Ilma Nafia (JPIN) Grobogan dan telah menerbitkan sejumlah buku,
di antaranya Di Sebuah Nisan Tua, Percik-percik Hikmah
Kehidupan dan Memoar Damhari: Memungut Serpihan Hikmah
Kehidupan yang Tercecer, keduanya terbit tahun 2012.
Afita Indah Febriana adalah guru muda lulusan bahasa dan
sastra Jawa Unnes yang aktif menulis puisi dan geguritan. Adapun Adi Wibowo
adalah sekretaris komunias Blogger Grobogan. Dia saya tarik masuk di struktur
kepengurusan FSPG yang akan kami beri tugas melakukan pemberdayaan blogger FSPG.
Saya sangat berharap, masuknya wajah-wajah baru, FSPG dapat
lebih aktif dan dinamis dalam berkiprah di dunia literasi dan dapat kembali
produktif menghasilkan karya-karya yang bermanfaat.
Selamat Milad ke-20 FSPG. Meminjam slogan Philips, semoga terus terang, terang terus menyalakan api literasi untuk negeri. Aamiiin.