GpOpBUdpGSz7TfA0TSG7TpAlTi==

Headline:

Refleksi 20 Tahun FSPG: Tantangan Merawat Gerakan Literasi

Sarasehan dan Temu Penulis FSPG dengan tema membangkitkan spirit menulis di kalangan generasi muda di aula Kwarcab Grobogan, pada Minggu (30/5/2010). (Badiatul M. Asti)
Akhir tahun 1998, saya pulang kampung, menyudahi pengelanaan panjang, membawa tradisi membaca dan menulis yang saya rawat sejak tahun 1994. Di kampung halaman, saya tetap menjaga stamina literasi, tetap produktif menulis di koran, meski dalam keterbatasan pustaka dan jejaring literasi.

Menginisiasi Berdirinya FSPG

Setelah menikah dan merambah ke dunia buku, saya merasa seperti berjalan di lorong sunyi. Tak punya teman yang seirama di jalur buku dan menulis. Dengan berbagai cara, saya mencari para penulis dan peminat dunia menulis, di Grobogan.

Bila kita punya kehendak, Tuhan akan membukakan jalan. Tepat pada hari Selasa, 24 Mei 2005, lewat pertemuan santai dan bersahaja, saya bersama sejumlah penulis muda (sekarang sudah pada tua haha…), membidani lahirnya sebuah komunitas penulis.

Kami menyepakati nama komunitas itu Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG). Sejak saat itu, kami menjadikan FSPG sebagai gerbong kami berjejaring dan meningkatkan produktivitas berkarya.

Karena itu, selepas berdiri, kami tidak langsung muncul secara terbuka ke publik. Kami merapatkan dan merapikan barisan kami sebagai sebuah organisasi penulis. Saling menguatkan dan mendorong produktivitas berkarya.

Geliat Pascadeklarasi

Setelah siap, pada Minggu, 15 Januari 2006, FSPG kami deklarasikan dengan mengundang OPD terkait dan perwakilan masyarakat umum, terutama guru bahasa Indonesia dan perwakilan OSIS SMA/MA/SMK se-Kecamatan Purwodadi—dalam kota.

Guntingan dari majalah Gema Bersemi terbitan Humas Setda Grobogan yang meliput deklarasi FSPG di Gedung Riptaloka Setda Grobogan. (Badiatul M. Asti
Deklarasi kami helat di Gedung Riptaloka Setda Grobogan, kami tandai dengan peluncuran buku dan diskusi kepenulisan dengan menghadirkan pembicara, Dr. Sulaiman Al-Kumayi, MA—teman lama saya yang juga seorang penulis dan dosen IAIN (sekarang UIN) Walisongo Semarang.

Pascadeklarasi, kami sangat aktif menggelar kegiatan kepenulisan dalam bentuk pelatihan jurnalistik, bimbingan menulis, klinik menulis buku, diklat karya ilmiah, artikel, dan sebagainya. Pembicaranya dari internal FSPG maupun mengundang narasumber dari luar.

Kami benar-benar ingin menulis menjadi tradisi intelektual bagi sebanyak-banyaknya masyarakat Grobogan. Meski, pada akhirnya kami realistis, tak semua orang harus jadi penulis.

Jumlah peserta pelatihan boleh membludak, bahkan pernah mencapai rekor 450 peserta dalam pelatihan sehari, tapi pada akhirnya hanya sedikit yang benar-benar merapat kepada kami dan menjadi bagian dari kami sebagai seorang penulis.

Diklat penulisan sehari yang diadakan FSPG di Gedung Riptaloka Setda Grobogan pada Minggu (27/1/2008) memecahkan rekor diikuti tidak kurang 450 peserta. (Badiatul M. Asti)
Tapi memang begitu sunnatullah-nya. Di gelanggang sepak bola, tak semua orang harus turun lapangan jadi pemain, tapi juga harus ada yang jadi suporter, wasit, penjaga garis, pengambil kebijakan, perumus regulasi, dan penyandang dana.

Semakin banyak mereka yang terpapar spirit literasi, semakin baik pengaruhnya bagi peradaban sebuah masyarakat. Tak menjadi penulis, tapi punya tradisi membaca, termasuk bagian signifikan dari sekian harapan sebuah gerakan literasi. Dari situlah konstruksi peradaban dibangun.

Konsolidasi Produktivitas Berkarya

Pada kurun lima tahun pertama FSPG berkiprah, fokus utama FSPG adalah mengonsolidasi produktivitas berkarya para pengurus dan anggota. Dan itu, menurut saya, secara relatif cukup terbukti dan berhasil dengan bejibunnya karya anggota FSPG berupa artikel, cerpen, dan puisi, yang menghiasi sejumlah media massa cetak seperti Suara Merdeka, Yunior, Tren, Rindang, Wawasan, Solopos, Ummi, Sabili, Annida, Suara Hidayatullah, dan lain sebagainya.

Koran sore Wawasan, edisi Senin Wage, 16 Juli 2007.

Koran sore Wawasan, edisi Selasa Kliwon, 30 Oktober 2007.
Juga menelorkan sejumlah karya buku yang diterbitkan oleh penerbit di Solo, Semarang, Bandung, Jogjakarta, dan Jakarta. Bahkan, FSPG pernah bekerja sama dengan sebuah penerbit di Jakarta, penerbit Satu Buku, dalam projek penulisan buku pengayaan masyarakat.

Dalam kurun waktu tiga bulan, Tim FSPG yang terdiri dari 10 penulis, berhasil menyelesaikan 30 judul buku. Meski sibuk mengonsolidasi produktivitas karya anggota, namun FSPG juga giat dalam melakukan syiar literasi. Banyak pelatihan dan workshop kepenulisan yang diadakan untuk umum, termasuk menyasar ke segmen remaja.

Jawa Pos Radar Kudus, edisi Selasa, 15 Juni 2010.
Untuk segmen remaja, bahkan FSPG punya sayap organisasi khusus, yang diberi nama Divisi Remaja FSPG. Divisi ini punya dua program, yaitu Training Kepenulisan Dasar (TeKad) dan Training Kepenulisan Profesional (TeKaPe).

Gelombang Baru FSPG

Tahun 2011, FSPG sempat vakum. Penggiatnya banyak yang hijrah ke kota lain. FSPG dapat aktif kembali setelah muncul wajah-wajah baru. Tren dan gaya programnya juga berbeda dengan sebelumnya.

FSPG mengelar seminar literasi membangun generasi cerdas dengan tradisi menulis dalam rangka launching buku yang diikuti lebih dari 100 peserta di aula Rumah Kedelai Grobogan (RKG) pada Minggu (21/4/2019). (Badiatul M. Asti)

Apalagi para periode ini, terjadi gelombang gulung tikarnya banyak media massa cetak. Era senjakala koran tiba, bersulih ke media daring. Era buku juga berubah dengan meluapnya penerbit-penerbit independen. Program-program FSPG pun menyesuaikan kondisi yang ada.

Pada periode ini, FSPG sempat digandeng Balai Bahasa Jawa Tengah (BBJT) menggelar even lokakarya penulisan esai dan cerpen. Kerja sama dua kali. Pertama; lokakarya penulisan esai dan cerpen sehari di Hotel Front One Purwodadi pada Sabtu, 27 April 2019.

Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Dr. Tirto Suwondo, saat memberikan sambutan sekaligus membuka Lokakarya Penulisan Cerpen dan Esai yang diselenggarakan bekerja sama dengan FSPG di Hotel Front One Purwodadi, pada Sabtu (27/4/2019)
Lokakarya diikuti 100 peserta yang dibagi dua kelas, masing-masing 50 peserta per kelas, dengan narasumber kelas esai saya sendiri, adapun kelas cerpen dipandu Sam Edy Yuswanto, cerpenis asal Kebumen.
    

Dari lokakarya ini terbit dari kelas esai yang saya ampu, sebuah buku berjudul “Guru Era Milenial; Esai-esai Tentang Pendidikan, Literasi, dan Lainnya” yang diterbitkan oleh CV. Hanum Publisher. Sedang kelas cerpen tidak menerbitkan buku.      

Kedua; pelatihan menulis esai dan cerpen bermuatan lokal di Hotel Kyriad Grand Master Purwodadi. Pelatihan diikuti 40 penggiat literasi di Kabupaten Grobogan yang sesuai jadwal berlangsung lima kali pertemuan, yaitu tanggal 12, 13, 21, 28 Maret dan 4 April 2020.

Saya saat menyampaikan materi tentang kesadaran berliterasi bagi penggiat literasi di Kabupaten Grobogan di Hotel Kyriad Grand Master Purwodadi pada hari pertama pelatihan menulis yang diadakan FSPG bekerja sama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah. (Badiatul M. Asti)  
Hanya saja, baru berlangsung dua kali pertemuan, pageblug Covid-19 melanda, sehingga tiga pertemuan lainnya berlangsung secara daring. Dari jumlah peserta 40 orang, dibagi dua kelas, yaitu kelas esai yang saya pandu, sedang kelas cerpen dipandu Adi Zamzam, cerpenis dari Jepara.

Dari pelatihan ini, terbit dua buku berjudul “Di Sepanjang Stasiun Ngrombo: Antologi Cerita Pendek Bermuatan Lokal Peserta Pelatihan Menulis untuk Pegiat Komunitas Kabupaten Grobogan” dan “Romansa Toko Kelontong, Cina, dan Wong Ndesa: Antologi Esai Karya Peserta Pelatihan Menulis untuk Pegiat Komunitas Kabupaten Grobogan”. Keduanya diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah.

Dan di tengah kami menggeliatkan denyut literasi, sepanjang lima tahun terakhir, FSPG beberapa kali diselimuti duka dengan meninggalnya empat kolega kami yang selama ini membersamai perjalanan FSPG. 

Foto kenangan usai acara buka bersama, temu penulis, dan jagongan literasi dalam rangka milad ke-14 FSPG di Rahmania Islamic School Purwodadi pada Jumat, 24 Mei 2019. Ada tiga di antara kami yang terdapat di foto yang sudah mendahului dipanggil oleh-Nya. (Badiatul M. Asti)
Empat penggiat FSPG yang meninggal dunia adalah M. Purwadi Joko Widodo (Dewan Penasehat), meninggal pada 21 November 2020. Seminggu kemudian disusul Tulus Kurniawati (Divisi Karya Nonfiksi), meninggal pada 28 November 2020.

Setelahnya, Yulianto alias Kak Yuli (Divisi Literasi dan Minat Baca) yang meninggal pada 19 September 2024 dan Heru Hardono alias Mbah Bedjo (Dewan Penasehat) yang meninggal belum lama ini pada 30 April 2025.

Reorganisasi dan Wajah-wajah Baru

Waktu terasa bergulir begitu cepat. Sabtu, 24 Mei 2025, FSPG merayakan miladnya yang ke-20. Masa yang panjang, meski rasanya baru secuil bakti yang kami beri.

Sebelum milad ke-20 jatuh, Minggu, 18 Mei 2025, kami berkumpul di RM. Joglo Apung Tawangharjo membahas konsolidasi dan reorganisasi FSPG. Agar organisasi literasi ini kembali berenergi memijarkan api literasi.

Pertemuan FSPG dalam rangka konsolidasi dan reorganisasi yang berlangsung santai di RM. Joglo Apung Tawangharjo pada Minggu (18/5/2025). (Istimewa)
Sejumlah wajah baru kami masukkan ke struktur kepengurusan FSPG. Mereka adalah Fajrin Dwi Artika, Jamilatul Istiqomah, Muhammad Adib, Afita Indah Febriana, dan Adi Wibowo. Kelimanya bukan orang asing bagi kami, karena sudah lama menjadi bagian kami.

Fajrin Dwi Artika adalah seorang guru yang produktif menulis, terutama dalam bahasa Jawa dan dimuat di sejumlah media cetak seperti majalah Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Bu Fajrin, demikian saya biasa menyapanya, juga alumnus pelatihan penulisan esai yang diadakan FSPG bekerja sama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah tahun 2020 lalu.

Jamilatul Istiqomah adalah alumnus kelas menulis artikel yang diadakan FSPG pada tahun 2023. Jamila, demikian dia biasa disapa, adalah salah satu peserta yang tulisannya tembus di Ayobandung.com dan meraih posisi tulisan terpopuler pertama atau paling banyak dibaca oleh warganet di media tersebut.

Muhammad Adib adalah guru MI yang pernah menjabat Ketua Jaringan Pena Ilma Nafia (JPIN) Grobogan dan telah menerbitkan sejumlah buku, di antaranya Di Sebuah Nisan Tua, Percik-percik Hikmah Kehidupan dan Memoar Damhari: Memungut Serpihan Hikmah Kehidupan yang Tercecer, keduanya terbit tahun 2012.

Afita Indah Febriana adalah guru muda lulusan bahasa dan sastra Jawa Unnes yang aktif menulis puisi dan geguritan. Adapun Adi Wibowo adalah sekretaris komunias Blogger Grobogan. Dia saya tarik masuk di struktur kepengurusan FSPG yang akan kami beri tugas melakukan pemberdayaan blogger FSPG.

Saya sangat berharap, masuknya wajah-wajah baru, FSPG dapat lebih aktif dan dinamis dalam berkiprah di dunia literasi dan dapat kembali produktif menghasilkan karya-karya yang bermanfaat.

Selamat Milad ke-20 FSPG. Meminjam slogan Philips, semoga terus terang, terang terus menyalakan api literasi untuk negeri. Aamiiin.  

Daftar Isi

 


 


Formulir
Tautan berhasil disalin