![]() |
Saya (dua dari kiri) menyerahkan seporsi sega japede menandai tasyakuran milad ke-20 FSPG di RM. Soto Segeer Mbak Erni, pada Jumat (27/6/2025) |
Milad ke-20 FSPG kami peringati dengan sederhana di RM. Soto Segeer Mbak Erni, Depok, Toroh, Grobogan. Hanya dihadiri pengurus FSPG, meski
tidak semua berkesempatan hadir. Acaranya kami tandai dengan tumpengan Sega
Japede, peluncuran buku, dan diskusi ringan.
Tumpengan Sega Japede
Sega japede saya inisiatif spontan. Pertimbangannya, bila
tumpengan nasi putih atau nasi kuning sudah biasa. Tapi tumpengan sega japede
tentu bernuansa tak biasa. Sega japede sebenarnya bukan nama sebuah kuliner
atau masakan, meski ia telanjur dijenama sebagai ikon kuliner Grobogan.
Sega japede akronim dari sega jagung, ayam pencok,
dan olahan kedelai. Ketiga kuliner yang tercakup dalam sega
japede, semuanya mencirikan kekayaan gastronomi Grobogan. Sega jagung pernah
menjadi makanan pokok masyarakat Grobogan, terutama yang tinggal di perdesaan.
Era tahun 1980-an atau 1990-an, sega jagung menjadi
masakan keseharian masyarakat perdesaan di Grobogan. Masyarakat Grobogan biasa menikmati sega jagung dengan sayur
lompong, pepes pindang, botok tempe bosok, oseng gereh lombok ijo, sambal, dan rempeyek. Menyantap
sega jagung menorehkan sejumput nostalgia tersendiri. Saat ini, sega jagung
menjadi kuliner yang eksklusif di sejumlah warung makan di Grobogan.
Lalu ayam pencok adalah ayam panggang khas Desa Kuwu yang entitasnya
berasal dari hidangan sesaji di makam Mbah Ro Dukun yang berada di kompleks
objek wisata Bledug Kuwu. Sedang olahan kedelai seperti tempe dan tahu karena Grobogan
dikenal sebagai penghasil kedelai yang cukup diperhitungkan di kancah regional
maupun nasional.
Maka, saya meminta Mbak Erni—pemilik RM. Soto Segeer Mbak
Erni, untuk membuatkan sega japede dalam bentuk tumpeng. Tumpeng sega japede
itulah yang kami gunakan menandai rasa syukur kami atas milad ke-20 FSPG, teriring untaian doa-doa kebaikan yang kami langitkan untuk eksistensi dan dinamisasi FSPG ke depan.
Kami pun guyup dan lahap menikmati sega japede yang meliputi
sega jagung, ayam pencok, dan olahan kedelai (tempe kripik) beserta ubarampe
lainnya seperti oseng gereh, urap, dan sambal tomat. Idep-idep merawat kuliner
berbasis kearifan lokal.
Peluncuran Buku
Tasyakuran milad ke-20 FSPG juga kami tandai dengan
peluncuran buku. Buku yang diluncurkan adalah buku berjudul “Grobogan Untold
Story: Tokoh, Tradisi, dan Kuliner” yang saya tulis dan buku berjudul “Mencari
Arti Kata: Antologi Cerpen Pembelajaran Bahasa Inggris” karya Jamilatul
Istiqomah, Koordinator Bidang Kesekretariatan dan keanggotaan FSPG.
Peluncuran buku pada tasyakuran milad ke-20 FSPG merupakan upaya merawat gerakan literasi lokal dengan mendorong produktivitas berkarya bagi pengurus maupun anggotanya. Saya pun, pada kesempatan itu, menyampaikan sejumlah program FSPG untuk mendorong kedisiplinan berkarya, di antaranya program “Sebulan Dua Tulisan”.
Dua tulisan dalam jangka waktu sebulan itu
minimal. Selebihnya pengurus dan anggota didorong untuk semakin banyak lagi berkarya,
baik untuk dimuat di media internal FSPG maupun di media-media mainstream.
Juga, FSPG sedang menggulirkan program penulisan dan
penerbitan buku antologi setiap enam bulan sekali. Sehingga, dalam
jangka waktu setahun, FSPG setidaknya bisa meluncurkan dua judul buku antologi
setiap tahunnya.
Tentu ada agenda dan program lainnya, yang digulirkan
sebagai upaya merawat gerakan literasi lokal dengan cara meningkatkan kemampuan
menulis para pengurus dan anggota serta menciptakan ekosistem literasi yang
kondusif bagi lahirnya karya-karya yang bermanfaat, baik dalam skala pribadi,
organisasi, maupun masyarakat secara umum.
![]() |
Foto bersama usai tasyakuran milad ke-20 FSPG. Semoga ke depan FSPG tetap eksis memijarkan api literasi di Kabupaten Grobogan tercinta. |
Penulis buku antologi cerkak Lintang ing Selane Mendhung
itu memberi pesan tegas larangan berkarya dengan memplagiasi karya penulis
lain. Menurutnya, plagiat adalah tindak tidak terpuji, memalukan, dan merusak
citra diri penulis maupun organisasi.
Harapan
Kami memperingati milad ke-20 FSPG berbarengan dengan
tanggal 1 Muharram 1447 H. Tentu kami berharap, semoga tahun baru, membawa
spirit baru, semangat baru, untuk membuka lembaran baru bagi gerakan literasi
yang lebih baik di masa mendatang.
Harapan kami, di tahun 1447 H, FSPG dapat mempersembahkan
karya-karya terbaik yang bermanfaat untuk masyarakat. Aamiin.