GpOpBUdpGSz7TfA0TSG7TpAlTi==

Headline:

Grobogan Untold Story, Mengisahkan Warna-warni Grobogan yang Jarang Diketahui

Saya berfoto dengan buku terbaru saya "Grobogan Untold Story: Tokoh, Tradisi, dan Kuliner".

Sebagai penulis multitema sejak tahun 1994, saya menulis tema apa saja yang saya anggap penting, perlu diketahui, dan layak dibaca. Meski basic awal menulis bertema keislaman. Sejak mendirikan dan menahkodai Grobogan Corner—komunitas yang kami dirikan pada tahun 2014, saya menjadi sering melakukan observasi maupun riset terhadap sejumlah potensi lokal Grobogan.

‘Tersesat’ di Dunia Kuliner

Keaktifan di Grobogan Corner juga yang kemudian menjadikan saya banyak menulis tentang potensi lokal Grobogan, terutama kuliner. Bahkan keaktifan saya menulis kuliner ini kemudian merambah ke level yang lebih luas, tidak hanya kuliner Grobogan, namun juga kuliner Indonesia secara umum.

Pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan sejarah dan budaya. Banyak tulisan saya tentang kuliner yang dimuat di media massa, baik media masa cetak maupun daring, di antaranya Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun Jateng, Kabar Madura, Jawa Pos Radar Madura, Solopos, Duta Masyarakat, Telusuri id, Nolesa com, Alif id, dan lain sebagainya.  

Terbitlah Riwayat Kuliner Indonesia

Tulisan-tulisan tentang kuliner yang telah dimuat di berbagai media itu, di antaranya kemudian saya sunting dan kompilasi menjadi sebuah buku berjudul Riwayat Kuliner Indonesia: Asal-usul, Tokoh, Inspirasi, dan Filosofi. Buku setebal 400 halaman dan dicetak hardcover ini terbit tahun 2022 lalu dan berisi sejarah serta asal-usul kuliner-kuliner ikonis dari berbagai daerah di Indonesia.

Di dalamnya berisi tidak hanya cerita asal-usul sebuah kuliner, tapi juga diulas kreator pertama dan inspirasi dan filosofi yang bisa dipetik. Selain bisa dipesan melalu no WhatsApp: 0888-255-1977, buku Riwayat Kuliner Indonesia juga bisa dipesan di Shopee. Buku ini, alhamdulillah, cukup diminati.

Disusul Grobogan Untold Story

Bulan Juni 2025 lalu, saya kembali merilis sebuah buku yang saya edit dan kompilasi dari artikel-artikel saya yang pernah dimuat di sejumlah media massa. Buku itu saya beri judul Grobogan Untold Story: Tokoh,Tradisi, dan Kuliner.

Frasa untold story saya sematkan karena memang tulisan-tulisan di buku ini bertopikkan cerita-cerita yang jarang diketahui atau belum banyak diketahui. Meski misalnya, tokoh-tokoh yang saya tulis sangat populer, seperti Jaka Tarub atau Ki Ageng Tarub, namun saya menuliskannya dengan sudut pandang yang berbeda.

Kisah legenda yang sudah sangat populer, tentang Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari, saya bongkar dan berusaha rekonstruksi agar alur ceritanya menjadi lebih logis. Bagi saya, sosok Ki Ageng Tarub ini adalah tokoh paradoks, yang di alam nyata kuburannya diziarahi setiap hari, oleh para peziarah dari berbagai daerah, namun kisah hidupnya tak lebih dari alur cerita ala ketoprak.

Simak alur ini: kelahirannya tak dikehendaki, sehingga ditinggalkan di sebuah tempat, ditemukan oleh seorang janda Akuwu Tarub, diasuh seperti anak sendiri, setelah remaja suka nulup burung perkutut di hutan, suatu hari menjumpai tujuh bidadari mandi di telaga, satu selendang bidadari disembunyikan, menikah dengan bidadari, punya anak cantik, sang bidadari menemukan selendangnya, terus pergi meninggalkan Jaka Tarub.

Kisah yang sangat legendaris tapi absurd. Dan di tulisan ringan saya, saya (berusaha) mengangkat sudut pandang yang berbeda tentang kisah Jaka Tarub atau Ki Ageng Tarub. Siapa nama ayah dan bundanya. Benarkan ia mencuri selendang dan menikah dengan bidadari. Dan seterusnya.   

Dan sudut pandang baru itu mengantarkan saya menemukan "fakta-fakta yang mengejutkan" tentang sosok Ki Ageng Tarub.

Leluhur Bung Karno dan Gus Dur

Di antara cerita yang jarang diketahui oleh masyarakat Grobogan (sendiri) adalah cerita tentang leluhur Bung Karno dan Gus Dur di Grobogan. Kalaupun sudah banyak yang tahu, tapi banyak yang belum tahu jluntrungan-nya, bagaimana bisa leluhur Bung Karno dan Gus Dur ada di Grobogan.

Di buku ini, kisah leluhur Bung Karno dan Gus Dur saya telusuri dengan merujuk pada sejumlah literatur. Kalau cerita leluhur Bung Karno sudah saya ketahui sejak saya masih kecil, karena saya tinggal di desa yang kakek Bung Karno pernah menjadi juru tulis di desa tersebut.

Bahkan ayah Bung Karno dilahirkan di Desa Kalirejo, Kecamatan Wirosari—kampung kelahiran saya. Hanya saja, ayah Bung Karno saat berusia setahun, dibawa kedua orangtuanya hijrah ke Tulungagung. Namun, makam buyut Bung Karno, R. Danoewikrama, masih bisa diziarahi dan berada di Kelurahan Kunden, Wirosari.

Tentu, banyak cerita-cerita menarik lainnya di buku Grobogan Untold Story yang baru saya rilis akhir Juni 2025 tempo hari. Warna-warni kisah yang akan membelalakkan mata kita—warga Grobogan—bahwa Grobogan punya banyak cerita menarik, unik, dan inspiratif yang berhak dan layak diketahui. Monggo dilarisi. Jalur pemesanannya di no WhatsApp: 0888-255-1977 atau bisa juga pesan di Shopee.

Matur nuwun.

Daftar Isi

 


 


Formulir
Tautan berhasil disalin