Satu lagi tokoh yang saya pernah dekat dengannya dipanggil oleh Allah Swt. H.M. Thoha Karim Amrullah atau saya akrab menyapanya Pak Toha, hari ini, Selasa (9/9/2025) wafat. Berita duka itu saya peroleh dari Story WA Mas Sirojul Munir, wartawan Jawa Pos Radar Kudus, yang berbagi pamflet (flyer) ucapan duka cita dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Grobogan.
Saya melihat story WA itu sekitar pukul 16.00, sesaat
setelah saya sampai rumah sepulang dari Semarang. Saya pun mengirim pesan WA
kepada Mas Munir, “Kapan mas?”
Sekira sejam kemudian, atau tepatnya pukul 16.59, saya
menerima balasan dari Mas Munir, “Tadi siang mas…Pemakaman sore ini.” Sembari
ia mengirim video prosesi pemakaman di tengah hujan.
Pak Toha, Sang Aktivis Sosial
Saya tentu berduka dan sangat kehilangan dengan kepergian
Pak Toha. Bagi saya, Pak Toha adalah seorang tokoh teladan yang memiliki banyak
kiprah sosial. Saat mengenalnya, dia sangat aktif di sejumlah organisasi masyarakat,
di antaranya menjadi Ketua Apindo (Asosisi Pengusaha Indonesia), Ketua
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Ketua Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) Kabupaten Grobogan.
Selain itu, saya mengenalnya sebagai pendiri Suka Rasa
Resto, sebuah rumah makan dengan menu utama ikan bakar yang sangat terkenal di
Purwodadi dan menjadi jujugan wisata kuliner keluarga serta menjadi tempat
pertemuan pelbagai organisasi karena menyediakan meeting room yang cukup
representatif.
Kebersamaan di FMM KIA
Saya tidak tahu persis kapan pertama kali kami saling
mengenal dan kemudian cukup akrab satu sama lain. Satu yang pasti saya ingat,
kami pernah sama-sama aktif di dua organisasi sosial, yaitu Forum Masyarakat
Madani Peduli Kesahatan Ibu dan Anak (FMM KIA) dan Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI)—keduanya level Kabupaten Grobogan.
Di FMM KIA Kabupaten Grobogan, saya menjabat sebagai sekretaris, sedang Pak Toha sebagai Koordinator Bidang Advokasi. Sejumlah dokumen foto kebersamaan dengannya banyak yang masih saya simpan. Di antaranya saat deklarasi FMM KIA di Meeting Room Wakil Bupati Grobogan pada Kamis, 25 Juni 2015.
Deklarasi yang sekaligus pengukuhan pengurus FMM KIA
Kabupaten Grobogan oleh Wabup Grobogan ketika itu, H. Icek Baskoro, dihadiri
SKPD terkait, direktur Rumah Sakit (RS), dan perwakilan organisasi masyarakat
sipil (OMS).
Saat itu, pengukuhan pengurus ditandai dengan penyematan pin
FMM KIA oleh Pak Icek Baskoro kepada tiga orang perwakilan pengurus FMM KIA,
yaitu Dokter Henny Sutrisno selaku Ketua FMM KIA, saya selaku sekretaris, dan
Pak Toha selaku Koordinator Bidang Advokasi.
Seusai penyematan pin, kami bertiga kemudian berfoto bersama
dengan Pak Icek Baskoro dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Grobogan
ketika itu, Dr. Johari Angkasa. Foto-foto deklarasi dan pengukuhan itu masih
saya simpan hingga saat ini. Begitu juga sejumlah aksi selanjutnya di seputaran
advokasi kesehatan ibu dan anak bersama Pak Toha.
Kebersamaan di PKBI
Saya menjadi pengurus Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Kabupaten Grobogan mulai tahun 2017. Saya diamanahi menjadi
pengurus bidang program. Saya dilantik sebagai pengurus PKBI Grobogan masa
bakti 2017-2021 bersama dengan pengurus yang lain, termasuk Pak Toha, di
Pendopo Kabupaten Grobogan pada Selasa, 28 Februari 2017.
Acara pelantikan dirangkai dengan seminar bertema
"Membendung Arus Seks Bebas di Kalangan Remaja” yang saya didaulat menjadi
salah satu narasumbernya. Narasumber lainnya, Yuhel Fabloy, relawan PKBI Jawa
Tengah.
Meski dilantik secara resmi sebagai pengurus PKBI Grobogan baru
pada tahun 2017, namun jauh sebelum itu, saya sudah sering diundang oleh Pusat
Informasi Pelajar dan Remaja (PIJAR) PKBI Grobogan sebagai narasumber.
![]() |
Saya didampingi Pak Toha (kiri) saat menjadi narasumber Basic Training Pijar 2016 yang diadakan di City View Jati Pohon Indah (JPI) Grobogan pada Sabtu,18 Juni 2016. (Badiatul Muchlisin Asti) |
Lalu juga diundang sebagai pembicara pada acara Basic
Training Pijar 2016 yang digelar pada 18-19 Juni 2016 di City View objek wisata
Jati Pohon Indah (JPI) Grobogan. Pada acara ini, saya mengisi malam hari usai
magrib ditemani Pak Toha. Dan masih banyak lagi even-even PKBI Grobogan lainnya
yang saya dilibatkan sebagai narasumber.
Karena sama-sama aktif sebagai pengurus PKBI Grobogan
itulah, secara personal saya makin dekat dengan Pak Toha. Baik di FMM KIA
maupun di PKBI Grobogan, kami intens berkomunikasi dan berinteraksi satu sama
lain.
Berdua Menghadiri Acara PKBI di Rembang
Salah satu yang paling berkesan dari sekian kebersamaan saya
dengan Pak Toha adalah saat saya dan Pak Toha menghadiri acara Pameran CSE
(Comprehensive Sexual Education) Tahun 2019 bertajuk “Saatnya Berkolaborasi
Aksi, Penuhi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja” yang digelar PKBI
Jawa Tengah di Pendopo Kabupaten Rembang pada Kamis, 12 Desember 2019.
Saya berdua dengan Pak Toha sebagai delegasi PKBI Grobogan untuk mengikuti acara tersebut. Saya menumpang mobil Pak Toha, pergi dan pulang, dan Pak Toha sendiri yang menyopirinya. Sepanjang perjalanan kami membincangkan banyak hal, dari hal-hal ringan sampai isu-isu daerah.
Perbincangan itulah yang membuat saya semakin akrab dengan
Pak Toha, yang sebelumnya memang sudah akrab. Keakraban itu tidak hanya secara
organisatoris, tapi juga personal. Keakraban personal itu, misalnya, di antara
yang saya ingat, adalah kebersamaan usai sama-sama menghadiri undangan public
hearing tentang standar pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil (Dispendukcapil) Grobogan pada Senin, 15 Juli 2019.
Usai acara, Pak Toha bertanya kepada saya, “Mas Asti ada
acara gak setelah ini?”
“Tidak ada, Pak!” jawab saya.
![]() |
Kenangan ditraktir Pak Toha gurame bakar yang sangat lezat di Suka Rasa Resto miliknya, sembari berbincang hangat tentang banyak hal. (Badiatul Muchlisin Asti) |
Setelah itu, kami masih sesekali bertemu. Namun, sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, saya sudah jarang bertemu dengan Pak Toha, termasuk pascapandemi. Apalagi sejak saya sudah tidak lagi aktif di FMM KIA dan PKBI Grobogan, saya nyaris tak pernah bertemu.
Seingat saya, terakhir kali saya
bertemu Pak Toha saat sama-sama memenuhi undangan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Grobogan pada tahun 2024. Acara apa persisnya, saya lupa.
Hingga kabar duka itu tiba. Pak Toha dipanggil oleh-Nya pada usia 74 tahun, menyudahi amal sosialnya yang hebat. Selamat jalan Pak Toha, teriring doa Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu. Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya dan memasukkannya ke surga-Nya. Aamiin.